Sobat muda, ujian tentu bukan hal asing. Setiap kamu mo naik tingkat atau naik ke jenjang sekolahan yang lebih tinggi, ujian menjadi pintu gerbangnya. Gak mau lewati gerbang itu, sama aja dengan bohong. So, ujian musti dihadapi dan kudu lulus.
Ujian jangan dianggap enteng bro. Ikutan ujian tapi kagak serius menghadapinya alias main-main, dijamin nggak bakalan sukses. Tapi inget sobat, ujian juga jangan dianggap sesuatu yang menakutkan tapi jangan pula sepelekan. Jangan sampe, gara-gara ujian kamu jadi stress berat apalagi pingsan. Bisa berabe tuh. Daripada stress abis ujian gara-gara gak lulus mendingan stress di awal sebelum ujian. Lho?? Stress di awal ujian lebih asyik. Biasanya kalo kamu distressing musti kejar target untuk lulus, bisa jadi kamu bikin tambah rajin belajar dan rajin berlatih. Itu bagus kan. Asal jangan sampe kamu jadi tertawa sendiri aja. Itu mah namanya, waduh, jangan sampe deh, sumpeh??!!
Maksimalkan Ikhtiarmu!
Jujur sobat, kalo kamu baru naik ke kelas tiga neh, terus ditanya salah satu soal mata pelajaran kelas 1, bisa jadi kamu gak bisa jawab dibanding anak kelas I. Udah lupa euy. Padahal kita dah belajar. Tapi kenapa gak bisa jawab? Ini berarti ada masalah dalam belajar kita. Biasanya, gagal dalam belajar, maka gagal untuk sukses. So musti dicari cara belajar yang oke. Harus ada sebuah revolusi dalam belajar. Hal itu dilakukan sejak kelas 1.
Sobat, belajar tuh jangan cuma hafalan doang, nggak ngerti tentang apa yang kamu pelajari itu. Tetapi kudu sampai memahami. Biar bisa paham? Biasakan munculkan pertanyaan saat kamu belajar. Mengapa begini, mengapa begitu. Jika kamu mampu menjawab dengan kata-kata kamu sendiri berarti kamu sukses belajar. Membaca buku juga sama kudu dengan memahami. Biasanya kalo kita membaca buku, sepuluh halaman misalnya. Eh pas abis baca, temen kamu tanya apa yang barusan dibaca? “Tahu tuh, gue tadi baca apa ya??”, Bingung! Bacanya nggak dipahami sih, sambil ngelamun kali.
Pas mau ujian, ada juga yang menghadapinya dengan sistem SKS. Kamu tahu SKS? Itu lho, sistem kebut sejam. Kalo besok mo ujian, maka ahlul SKS baru numpukkin seabrek buku pas malemannya. Jadi ngehafal dan mempelajarinya tuh ya pas maleman mo ujian itu. Itu juga nggak semalaman. Paling lama beberapa jam. Belum lagi waktunya habis buat nyiapin ini itu. Nyiapin buku, ngambil air kopi biar gak ngantuk. Pulpennya gak ada lagi. Nyari pulpen dulu. Udah ketemu, kagak asyik tanpa denger lagu, cari dulu kaset lagu favorit. Pas nyari kaset, liat tivi, eh ada acara favorit, nonton dulu. Baru jam 10 malem mulai belajar. Karena udah agak larut malem, beberapa menit aja udah menguap. Kantuk menyerang. Liat kasur, ngagupayan terus. Akhirnya, bobo dulu deh. Jadi belajarnya cuma sejam. Gubrak!!!
Belajar tuh penting, terutama untuk menambah informasi dan pemahaman. Musti kamu inget nih yang namanya ujian tuh kudu mikir. Tahu gak apa mikir alias berfikir? Dalam kitab at-Tafkir, Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan makna akal itu harus ada fakta, otak manusia yang normal, panca indera, dan informasi terdahulu (ma’lumat tsabiqah), barulah seseorang bisa melakukan aktivitas akal atau berfikir. Komponen yang terakhir itu sangat penting. Lagi ujian misalnya, berati soal di depan kamu itu fakta, mata membacanya, lalu diproses ke otak. Tapi kalo kamu nggak pernah tahu informasi awalnya, dijamin kagak bisa menjawab. Kalo pun bisa jawab, pake rumus kancing. Jadi, perbanyak informasi awal, caranya dengan belajar serius. Inget pelajaran dari kisah Nabi Adam as, lihat QS. al-Baqarah [2]: 31-33.
Sukses Bukan Hanya Kejar Nilai!
Sobat, kalo ujian jangan sampe kayak Mr. Bean. Kamu tahu cerita Mr. Bean? Itu lho Mr. Bean yang lagi ngerjain ujian matematika? Dia sebenarnya, udah belajar matematika semalem, cuma satu bab saja. Pas dikasih soal, kebetulan dia ngambil soal yang tidak dia pelajari. Akhirnya, keluarlah seribu jurus untuk mendapatkan jawaban dari temen sebangkunya. Maka, sejak awal ujian dia sudah sibuk dengan berbagai teknik biar mendapatkan contekkan. Lima menit sebelum dikumpulkan, gurunya ngasih tahu bahwa jawabannya dikumpulkan terpisah. Bean baru sadar ternyata soalnya itu ada dua. Yang bikin kesel lagi, Bean lihat daleman amplop soal dan ternyata memang ada dua. Yang kedua tuh soal materi yang semalem ia pelajari. Sayang, waktu cuma lima menit lagi. Akhirnya lapur sudah harapannya untuk lulus ujian tersebut. Nah lho! Kamu bisa ambil pelajarannya kan?
Kita akui sobat, pas ujian sebagian temen-temen kita atau mungkin termasuk kamu, sudah sibuk dengan berbagai jurus mulai dari jurus kodok hingga jurus Mr. Bean. Nggak percaya diri dan sudah pasrah duluan. Belum dibaca soalnya udah sibuk sana sini. Bahkan ada juga kalo udah dikasih soal, nggak baca lagi soal, langsung pake jurus batu ngelamun ke sana sini. Ada juga yang nari pendet, matanya itu lho, larak-lirik kiri kanan. Padahal belum tahu kalo tuh soal gampang. Gak dibaca sih.
Sukses tuh bukan hanya sekedar kejar nilai lho. Tapi proses dan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Itu lebih berharga. Nggak sedikit di jaman sekarang karena paradigma kesuksesan belajar hanya mengejar nilai dan materi, hingga akhirnya menghalalkan segala cara sekedar untuk mendapatkan nilai seratus atau biar lulus. Kita teramat sedih denger kabar di berita-berita kasus penyimpangan dan kecurangan saat ujian. Ada yang ngejual bocoran soal, para pelajar ambil contekkan, dll. Apa kamu bangga dapet nilai seratus sementara itu hasil contekan? He... he... ah malu deh. Mendingan kerja sendiri, nggak curang, tapi nilainya seratus. Setuju gak?!!
Sobat Muslim, memang hari ini, nilai sebuah kejujuran teramat mahal. Sama juga, adanya perubahan perilaku seorang pelajar dari yang buruk menjadi mulia sangat mahal sekali. Tak sedikit juga, kawan-kawan kita terjebak sistem, akhirnya karena sukses cuma kejar nilai, dia rela untuk berbuat tak sesuai dengan ketaatan pada ilahi. Tentu kita lelah untuk berada di suasana yang tidak kondusif tersebut. Sudah saatnya, kita mengubah paradigma, kesuksesan itu bukan hanya nilai materi. Tetapi kesuksesan yang tinggi bagi seorang Muslim itu adalah ridwanullah atau keridhoan dari Allah Swt.
Biar Sukses Ujian
Oke deh sobat Muslim. Generasi Muslim adalah generasi yang terbaik dan unggul. Unggulnya kita karena Islam bukan karena yang lain. Termasuk dalam prestasi belajar, kudu cerdas dan pinter. Inget kan catatan buletin edisi lalu, kita tuh menjadi inspirasi bagi kemajuan sains dan teknologi Barat hari ini. Itu telah diakui sama Fiorina Carolina. Masih inget kan? Nah karena itu sedikit saja kita pengen ngasih beberapa triks biar kamu cerdas dan sukses hadapi ujian. Pokoke jangan sampe kamu grogi alias kudu bisa pede pas ujian. So pasti kamu kudu punnya azzam, tawakal, persiapan, ikhtiar, rasa optimis, dan doa harus itu.
Pertama, kamu musti mengazzamkan diri untuk sukses dalam ujian. Azzam itu artinya ada keinginan yang kuat untuk menghadapi ujian biar sukses. Ada niat gitu lho. Kalo kamu nggak punya keinginan lulus, ya sudah alamat nggak akan sukses. Kedua, kamu musti bersederah diri terlebih dahulu atas segala urusan yang akan kamu hadapi ini kepada Dia Yang Mahakuasa alias bertawal kepada-Nya. So, tawakal itu musti sejak awal-awal. Dialah, Allah Swt. Yang Mahakuasa, harus disertakan dalam kesuksesan kita, sejak kita punya azzam untuk lulus ujian.
Ketiga, pastikan biar kamu sukses ujian kamu musti jalanin segala ikhtiarnya bener-bener biar sukses. Maksimalkan ikhtiar. Itu penting lho, kan Allah Swt. juga sudah memerintahkannya. Kuncinya mudah, cuma ada tiga. Inget? Belajar, belajar dan belajar. Cuma masalahnya, belajar kita kadang banyak bermasalah. Gak serius atau ada juga yang gak efektif. Yang lebih parah lagi belajarnya gak belajar. Gdebruk!!
Keempat, sekalipun kita maksimal ikhtiar kita musti sadar lho, bahwa kita makhluk yang serba lemah. Ada Dia Yang Mahakuasa. So, sertakan Allah Swt. dalam perjuangan ini degan memohon do’a kepada-Nya. Lebih oke lagi, doanya setiap saat. Bukan saja berdoa agar lulus tetapi juga diberikan kemudahan untuk menempuh segala ikhtiarnya agar sukses.
Biar Allah Swt. menolong kamu, tingkatkan ketaqwaanmu kepada-Nya. Tinggalkan kemaksiyatan yang dapat menghambat pertolongan-Nya datang. So, sejak awal jauhi maksiyat dan sebaliknya perbanyak amal ibadah, mulai dari sholat fardhu yang rajin, ditambah sholat nawafil, tahajud, ngaji, dakwah, dan ibadah lainnya. Termasuk kepada orang tua. Kamu dateng kepadanya, minta maaf dan mintalah doa darinya agar Allah memberikan pertolongan kepadamu. Sama juga terhadap guru-guru kamu, buktikan bahwa kamu lebih baik. Hormati dia, minta maaf dan mintalah pula doanya.
Terakhir, usai ujian, jangan sombong dan takabur apalagi lupa Allah Swt. Sedih, akibat jauh dari agama, sebagian pelajar habis ujian meluapkan kegembiraanya dengan budaya rusak, corat-coret, konvoi hingga perilaku yang tak memperlihatkan sosok pelajar. Mestinya, seorang pelajar Muslim, usai ujian akan semakin lebih meningkatkan ketakwaannya kepada Allah Swt. Ujian bukan akhir dari segalanya. Di depan masih banyak hal yang harus dihadapi.
Andaikan saja para pelajar hari ini terbina oleh Islam, mungkin kita tidak akan menemukan para pelajar yang berperilaku rusak penuh maksiyat dengan mengombar aurat, tawuran, bergaul bebas, narkoba hingga freesex. Faktanya, hari ini banyak. Mengapa? Kegagalan sistem sekular mendidik anak negeri ini. Ide pemisahan agama dari hidup ini telah menjauhkan generasi Muslim dari Islam. Hal itu akan berbeda ketika sistem pendidikan Islam diterapkan. Maka akan terwujud generasi Muslim sholih/hah berkepribadian Islam. Insya Allah, hal itu akan segera terwujud ketika sistem Islam diterapkan dalam bingkai Khilafah Rasyidah. Tak akan lama lagi, Amin!
Tips yang sangat berguna, jelas dan detail... Asetuju deh kalo emang pengen materi yang sedang dipelajari cepet masuk di otak harus memunculkan pertanyaan2, seperti kalo di matematika, kita lihat contoh soal di buku, lalu di pembahasan terdapat angka-angka yg kita tidak mengerti dari mana datangnya, dari mana dapat hasilnya seperti itu? Insya Allah cepet keinget deh :) Sukses selalu bro akh
BalasHapus